Rabu, 12 Januari 2011

Air Mata Ini


Rasa bersalah pada Allah datang, ada ketikanya tatkala kita ada masalah...

Fitrah manusia, sering lupa mensyukuri nikmatNya, namun bila ada dugaan menjelma, pergi padaNya dan Allah masih menyediakan peluang untuk kita menilai dan mencari jalan keluar..

Beberapa waktu, telah terbentang jalan keluar di hadapan kita dan kita kembali lalai... tak berterima kasih malah kembali berbuat maksiat.

Ya Allah..

Ini air mataku yang tumpah karena menyesali dosa

Ini sujudku yang menginsafi rasa kehambaan

Ini tanganku yang memohon keampunan dan rahmatMu

Jadikanlah air mataku sujudku, tanganku ini sebagai saksi di akhirat

Bahwa aku pernah merinti ampunan dariMu

Jadikanlah air mataku sujudku, tanganku dan wajahku ini sebagai pemayung ketika panas terik di padang Mahsyar

Sesungguhnya tidak tertanggung olehku akannya

Jadikanlah air mataku sujudku, tanganku dan wajahku ini sebagai pemberat ketika amalanku ditimbang

Sesungguhnya terlalu gentar hati ini bila mengenangnya

Jadikanlah air mataku sujudku, tanganku dan wajahku ini sebagai penyelamat ketika diumpan ke daam nerakaMu

Sesungguhnya tiada amalanku yang layak untuk menyelamatkan diri

Ya Allah...

Tiada amalanku yang dapat dipersembahkan sempurna padaMu

Karna kebaikan telah ditembusi kejahatanku melainkan hanya ini yang menjadi harapan

air mata penyesalan, sujud seorang hamba, tangan yang senantiasa mengharap rahmatMu dan wajah yang malu memandangMu...

Sebelum dan Fikirkan


Hari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik, fikirkan tentang orang-orang yang bisu yang tidak dapat berkata-kata sama sekali...

Sebelum kita mengelu tentang rasa dari makanan, fikirkan tentang orang-orang yang tidak memiliki apa-apa untuk dimakan...

Sebelum kita mengeluh tidak memiliki apa-apa, fikirkan tentang orang-orang yang mengemis meminta-minta di jalanan...

Sebelum kita mengeluh bahwa kita buruk, fikirkan tentang orang-orang yang berada dalam keadaan terburuk dalam hidupnya...

Sebelum mengeluh tentang suami dan istri anda, fikirkan tentang orang-orang yang memohon kepada Allah untuk diberikan teman hidup...

Sebelum mengeluh tentang anak-anak kita, fikirkan tentang orang-orang yang belum diberikan cahaya mata...

Sebelum kita mengeluh tentang rumah yang kotor karena pembantu tidak melakukan tugasnya fikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan...

Dan disaat kita letih dan mengeluh tentang pekerjaan, fikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mempunyai pekerjaan seperti kita...

Sebelum kita menunjukan jari dan menyalahkan orang lain, ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa..

Dan ketika kita sedang bersedih dan dalam kesusahan, tersenyum dan bersyukur kepada Allah karena kita masih di amanahkan usia!

Pastikan Datang


Akan datang hari, mulut dikunci, kata tak ada lagi.

Akan tiba masa, tak ada suara dari mulut kita.

Berkata tangan kita tentang apa yang dilakukannya.

Berkata kaki kita kemana saja dia melangkah.

Berkata mata digunakan untuk melihat apa.

Seluruh anggota badan akan berbicara.

Tidak tahu kita. Bilakah harinya.

Namun ia pasti datang!

Dengan perintah Allah, malaikat maut bisa tamatkan cita-cita manusia yang mempunyai sejuta impian yang hebat dengan MATI...

MAUT akan mengantar manusia dari mahligai yang tinggi ke lubang kubur di perut bumi...

MAUT akan mengantar manusia dari tempat yang bermandikan cahaya ke lubang kubur yang gelap gulita..

MAUT akan mengantar manusia dari dunia yang penuh pembantu dan pekerja yang taat ke ruang yang sempit dan terperangkap dengan ulat dan cacing yang tak terkira banyaknya...

MAUT akan menukar makan minum yang lezat kepada debu-debu yang akan menerjang ke mulut yang dipenuhi air busuk dan anyir...

Tidak ada lagi kawan-kawan, sebaliknya terperangkap dalam kesunyian yang menakutkan..


Senin, 08 November 2010

Mecintaimu Sepenuh Hati

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". {Qs. Al- Israa:23-24}

Do'a yang tertuang dalam cuplikan surat Al Isra' diatas, sudah teramat sering kita lafalkan. Bahkan mungkin sejak kita masih duduk si bangku Te-Ka sudah kita hafal di luar kepala. Bahkan karena hafalnya, sampai kita tidak mengetahui apa makna yang terkandung di dalamnya.

Dapatkah anda bayangkan betapa Ayah dan Ibu kita teramat sayang terhadap buah hatinya. Ketika dalam kandungan, kita sangat menyusahkan Ibu. Bisakah kita bayangkan betapa menderitanya Ibu ketika usia kandungannya sudah semakin tua dan beratnya pun bertambah-tambah ??

Dan ketika sang bayi ngotot untuk melongok dunia, sang Ibu harus meregang nyawa ! Dan ketika usia masih dalam hitungan bulan atau bahkan masih dalam hitungan hari (masih bayi) betapa seorang ibu teramat hati-hati merawat kita. Dengan segenap jiwanya, ia pertaruhkan hidupnya demi sang bayi mungil yang ternyata justru teramat sangat bandel. Jika tiba waktu malam, ketika sang Ibu lelah seharian merawat kita, dengan tanpa dosa kita akan pontang-panting pergi ke Dokter. Bayangkan, siang-malam kita menyusahkan mereka !!

Tapi adakah Ayah dan Ibu mengeluhkan hal itu ?? Sadari dan ingatlah, betapa sayangnya, betapa cinta dan kasih mereka pada kita. Semua derita mereka jalani dengan tabah dan kesadaran penuh, bahwa inilah kewajiban mereka, menjaga amanah dari Allah. Sakitnya seorang Ibu melahirkan akan lenyap ketika ia tahu bahwa bayinya selamat, dan kelelahan sang Ayah bekerja memenuhi kebutuhan anaknya, akan lenyap ketika ia mampu mengikuti perkembangan bayinya dari umur sehari hingga ia tumbuh menjadi manusia dewasa, dan mampu memenuhi semua kebutuhan anaknya. Dan kebahagiaan mereka berdua adalah ketika mereka mampu mendidik anaknya hingga anaknya menjadi anak yang berbakti pada agama dan pada kedua orang tuanya, mampu menghantarkan putra-putrinya ke jenjang kehidupan dimana peran orang tua tergantikan oleh pasangan hidupnya.

Dari uraian diatas, masihkah kita BERANI MEMBANTAH apa yang orang tua kita katakan kepada kita ?? Betapa kita telah menjadi anak durhaka jika kita mengatakan, "SIAPA TAKUT "?? (emangnya iklan shampo ?) pd orang tua kita ??

RasuluLLah SAW bersabda : "Maukah aku menunjukkan kepadamu dosa yang besar ? Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada orang tua "

Sekali-kali kalian jangan membuat mereka sakit hati ataupun sedih. Ingat, bahwa keridhoan Allah dalam keridhoan Ibu-Bapak dan kemurkaan-Nya dalam kemurkaan Ibu-Bapak. Selain itu, kita juga tahu bahwa do'a orang tua itu mustajab, bila mereka marah dan mendo'akan yang buruk untuk kita (walau di luar kesadarannya) maka, masa depan dunia akhirat kita terancam suram.

Lakukan apa yang mereka inginkan dari kita selagi tuntutan itu tidak keluar dari rel syari'at. Karena adalah hak mereka sebagai orang tua yang menginginkan anaknya menjadi seseorang seperti kehendak mereka. Dan adalah kewajiban kita sebagai anak memenuhi apa yang mereka inginkan. Kewajiban orang tua adalah memenuhi semua kebutuhan kita dan itu adalah hak kita untuk mendapatkan semua kebutuhan kita.

Sekarang setelah kita sadari hak dan kewajiban masing-masing, sudahkah kita lakukan kewajiban sebagai anak dan apakah hak-hak orang tua sudah kita penuhi ? Adakah terpercik setetes kasih di hati untuk mencintai mereka setulus mereka mencintai kita ? Terbayangkah di benak, bagaimana membalas semua yang telah mereka curahkan ?

Sebuah kisah di zaman RasuluLLah, Abu Darda berkata, ada seseorang yang datang kepadanya dan bercerita: "Ayahku selalu mengaturku, meskipun aku sudah dinikahkan. Dan kini beliau memerintahkan agar aku menceraikan istriku !". Kemudian Abu Darda menyampaikan apa yang didengarnya dari RasuluLLah kepada orang tua itu. RasuluLLah bersabda, "Ayah itu menduduki pertengahan pintu-pintu surga, maka peliharalah pintu itu kalau kalian mau, atau tinggalkanlah".

Dari kisah diatas, kita tidak membeda-bedakan bakti pada Ayah saja dan Ibu saja, sebab keduanya sama-sama mencintai, menyayangi dan merawat tanpa minta pamrih apapun. Berbaktilah kepada kedua-duanya, memenuhi apa-apa yang menjadi hak mereka dan melaksanakan kewajiban kita sebagai anak mereka.

Mencintai mereka dengan segenap jiwa seperti mereka menyayangi dan merawat kita. Jadikan bakti pada orang tua sebagai refleksi ketaatan pada Allah Azza wa Jalla. Wallohu a'lam bish Showab.

Rabu, 21 Juli 2010

^Berdua Lebih Baik^

Menatap padang meluas, berdiri seorang, tiada sesiapa temani Susuri jalan panjang, hingga temui lembah curam Tetap sendiri Susah payah lewatinya Hingga raga bermandi peluh Inginku, Dalam susah, dalam senang bisa lalui bersama Sosok yang bisa beri makna bersama nikmati masa suka,dukung aku di saat duka Tahukah kau? Tuhan telah ciptakan semua dengan pasangannya ingatkah kau? Lelah rasanya jalani semua sendiri Ingin aku lewati lembah hidup yang tampak indah Berdua denganmu, pasti lebih baik Aku yakin itu karena sendiri hati bagai langit berselimut kabut Kasihku, Inginku kau ada disini, temaniku arungi hidup. Adamu kuyakin kan kuatkan jiwaku. Berdua denganmu pasti kan lebih baik, Kau laksana air di padang pasir, bagiku. Perempuanku Biarkan aku disini untukmu, Ku hanya ingin hibur kau malam ini Malam yang pasti menyenangkan untukmu dan untuk diriku Namun, Ku jua sadar Tak mudah gapai asaku Bersama denganmu Semua tetap harus ku jalani dalam kesendirian Lihat kawan disana Berarak mengikutiku pasti dia pun tahu Namun harus kujalani Berdua denganmu, pasti lebih baik Aku yakin itu Bila sendiri hati bagai langit berselimut kabut